Tuesday, January 4, 2011

Hitungan Mundur





Pada mulanya, aku berpikir untuk tak pernah meninggalkan rumah. Aku terlalu takut, tatkala pernah suatu masa aku melihatmu dari celah jendela. Terkadang aku bertanya, mengapa kau tak jua ingin masuk? Terlalu lelah ku menunggu untukmu mengetuk sebutir mimpi yang tersisa. Di depan pintu pun masih ada hujan yang mengiba. Kamu? tetaplah segumpal sunyi yang tak terpecahkan.

Tengah malam kuundang kau lewat telaga. Kunang-kunang kecil memburumu hingga ke tepian mata. Namun mengapa kau enggan? padahal kutahu ada banyak harapan dalam matamu. Tak mungkin bila harus kutunggu matahari kembali terbit. Aku tak ingin keluar rumah!

Kuninabobokan tangisku semalaman dalam buaian. Cahaya remang pelita membayangi perasaan hilang. Mana engkau? kuintip dari celah tirai, ternyata engkau telah merapatkan wajah ke jendela. Menemaniku berdiam di dalam rumah yang esok akan dirubuhkan.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search